JAKARTA– Dalam menghadapi momentum Pilkada Serentak 2024 perlu dilakukan kembali Gerakan revolusi mental ditengah cara-cara pragmatis, intimidatif, hegemonik dan curang dalam politik praksis pemenangan calon Kepala Daerah.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Bidang Pendidikan dan ideologi “Gerakan Nasionalis Perjuangan Nusantara (Garis Puan)”, Kismanto Hadi Pranoto.
Menurutnya, dalam momentum Pilkada serentak yang akan dilaksanakan tahun ini, hal layak umum bukannya disuguhkan visi dan misi kandidat Kepala Daerah yang pantas membangun daerah agar terbebas dari kemiskinan dan pengangguran.
“Akan tetapi malah disuguhkan kasus-kasus elit, survey elektabiltaslah, saling sandera kasus hukum pimpinan elitlah, aliansi partai pemerintah mengucilkan yang opisisilah. Kesejahteraan rakyatnya mana? Agar terbebas dari kemiskinan dan penganguran itu jumlahnya luar biasa,” kata Kismanto, Rabu (14/8), kepada wartawan.
Kismanto mengutip bahasa Soekarno, agar Gerakan revolusi mental kudu digaungkan kembali. “Ini ujian. Seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara, tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya materiil, namun juga membangun jiwa bangsa yang sifatnya spiritual. Kita gembleng bersama diri kita, menjadi manusia merdeka. Berhati suci, otot kawat tulang besi, kobarkan semangat api perjuangan yang menyala-nyala. Karena Tuhan bersemayam di gubuk simiskin,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Nasionalis Perjuangan Nusantara Irda Setiawan mengatakan dalam persiapan pilkada serentak anggota “Garis Puan” harus seirama dengan nafas PDIP.
“Semangat para kader anggota Garis Puan jangan sampai melemah karena calon pemimpin dari PDIP tidak suka orang yang lemah dan ragu. Jangan pulang sebelum menang,” tandas Irda, saa di Sekretariat Nasional Garis Puan, Bogor.
Oleh karenanya, Irda menghimbau jangan takut dan hadapi tantangan meski dikeroyok. Sebab, sambung Irda, pilkada berpotensi terjadi gerakan terstruktur, sistimatis dan masif untuk mengalahkan jagoan PDIP.
“Cara pragmatis, intimidatif, hegemonik dan curang akan berpotensi terulang kembali seperti pilpres. Maka kepalkan tangan kebenaran gaungkan seantero daerah se-Indonesia. Lawan penindas. Menyatu dengan rakyat adalah kunci kemenangan Pilkada serentak,” ungkapnya. (dade)